Berbicara tentang Sanitasi, biasanya hanya orang-orang dan kelompok tertentu saja yang mau benar-benar memikirkannya. Hal yang biasa bagi lembaga-lembaga seperti Bank, NGO, LSM maupun pemerintah untuk bersentuhan dengan urusan sanitasi baik sisi pemberdayaan, pembangunan, kebijakan maupun pembiayaan. Namun sepertinya jarang terdengar ada koperasi yang 'berani' menyentuh pembiayaan sanitasi. Hal ini lah yang terjadi pada sebuah koperasi di Tangerang. Koperasi ini dapat melihat tantangan menjadi sebuah peluang. Koperasi Syariah Banteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) merupakan koperasi pertama dan mungkin satu-satunya di Indonesia yang berani berinovasi dalam produk yang ditawarkan kepada anggotanya.
Koperasi Syariah Banteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) sebelumnya bernama KPP UKM Syariah Tangerang, koperasi ini merupakan salah satu koperasi yang berani menyediakan dana untuk kredit mikro tata kelola sanitasi dan kredit mikro air bersih skala rumah tangga. Hal ini mereka lakukan karena melihat di daerah Tangerang masih banyak warganya yang belum memiliki jamban dan septiktank sehat sehingga perlu pertolongan dalam segi pembiayaan.
"Kami ingin mengembalikan fungsi koperasi sebagai salah satu lembaga yang bisa diandalkan rakyat yaitu untuk mensejahterakan dan juga menyehatkan para anggotanya. Kami ingin memastikan masyarakat berpenghasilan rendah juga mendapatkan kesempatan memiliki jamban dan septiktank yang layak,". Jelas Direktur Kopsyah BMI, Kamarudin Batubara.
Koperasi ini juga berfokus untuk membantu masyarakat miskin dengan memberikan layanan pembiayaan Mikro Tata Griya yaitu berupa pinjaman yang diperuntukkan guna perbaikan rumah, termasuk perbaikan fasilitas sanitasi. Namun pada waktu itu, hanya sebagian kecil dari peminjam yang membangun fasilitas untuk sanitasi. Itupun belum sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh bidang kesehatan.
"Dalam melaksanakan kampanye penyadaran perilaku sanitasi sehat, kami mendapatkan pelatihan dari teman-teman IUWASH. Dengan munculnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi, masyarakat dengan sendirinya akan memerlukan WC, jamban dan septiktank yang sehat," jelas Kamarudin. Promosi sanitasi yang dilakukan oleh tim koperasi ini membuat kebanjiran pesanan jamban dan septinktank. Melihat respon dan minat anggota yang cukup tinggi terhadap pembiayaan air dan sanitasi. Maka, pada pelaksanaan RAT (Rapat Anggota Tahunan) Tahun Buku 2014, Kopsyah BMI menambahkan secara resmi skema pembiayaan baru yaitu Mikro Tata Sanitasi (MTS) dan Mikro Tata Air (MTA). Keputusan ini disetujui oleh seluruh pengurus dan perwakilan anggota yang hadir dalam event tersebut. Hal ini juga membuat Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia menjadi koperasi pertama yang menjadikan sanitasi sebagai salah satu lahan anggaran kredit mereka.
Acara RAT Tahun buku 2015 dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2016 yang lalu di Hotel Great Weastern Resort Serpong Tangerang. Perwakilan dari Kementerian Koperasi, Kementerian Kesehatan, Kementerian PU-PR, Bupati Tangerang dan Dinas-dinas terkait di Kabupaten Tangerang, IUWASH-USAID, Bank dan mitra permodalan Kopsyah BMI turut hadir dalam RAT ini.
F.Eko Saputro SKM,Mkes selaku Kasubdit Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar Kementerian Kesehatan, menyampaikan ucapan terimakasih dan rasa bangganya terhadap koperasi karena telah membantu dalam percepatan pencapaian Target Universal Akses. "Kita semua tahu bahwa Indonesia akan mencapai Universal Access pada tahun 2019. Ada 3 kategori yang biasanya didengungkan yaitu 100-0-100, dimana seluruh masyarakat Indonesia yang pertama harus mampu mengakses air bersih, yang kedua Indonesia tidak lagi memiliki daerah kumuh dan yang terakhir mampu mengakses jamban. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada koperasi BMI yang telah membuat inovasi serta terobosan terbaru terkait dengan pembangunan sanitasi guna memajukan Indonesia, salah satunya dalam bidang koperasi jamban.", Jelas Eko.
Deputi Kementerian Koperasi juga turut menyampaikan rasa bangganya terhadap BMI karena telah menjadi salah satu koperasi yang sehat di Indonesia. Beliau pun menambahkan bahwa BMI harus melaksanakan segala yang diputuskan pada RAT, karena ujung tombak dari keberhasilan suatu koperasi ialah mentaati segala bentuk peraturan yang dihasilkan pada rapat tahunan tersebut. Deputi Kementerian Koperasi pun tidak lupa memberikan pesan kepada ketua koperasi BMI beserta jajarannya untuk bisa terus menjadi koperasi yang sehat di Indonesia, dimana segala karyawan maupun pengawas koperasi harus berkompeten dalam bidangnya dan struktur organisasinya pun harus jelas.
Selain itu, pada acara tersebut Kopsyah BMI turut membagikan kisah perjalanannya dan membagikan doorprize kepada kurang lebih 500 orang anggota yang hadir dari seluruh cabang kota Banten dan Tangerang. Dalam acara yang sangat meriah kemarin, perwakilan dari IUWASH-USAID yang disampaikan oleh Mr. Louis pun turut memberikan sambutan dan rasa bangganya bisa turut andil dalam pembangunan sanitasi di Indonesia.
Berdasarkan perkembangan kinerja per tanggal 31 Desember 2015 lalu, jumlah aset Koperasi KPP mencapai Rp. 188.540.854.879,- dengan laba bersih Rp. 9.759.546.970,-. Jumlah karyawan sebanyak 371 orang yang tersebar di 25 kantor Cabang. Koperasi ini mampu menjangkau wilayah pelayanan di 18 Kelurahan, 248 Desa, dengan jumlah anggota sebanyak 111.000 rumah tangga yang tersebar di 3.648 Rembug Pusat (Kelompok), 99% anggotanya adalah perempuan.
Atas kerja keras selama ini pada bulan Juli 2015 lalu, Kopsyah BMI mendapatkan penghargaan dari Kementerian Koperasi dan UKM sebagai Koperasi berprestasi tingkat nasional. Benteng Mikro Indonesia juga mendapatkan penghargaan AMPL award pada Konferensi Air Minum dan Sanitasi atas kerja kerasnya ikut memajukan proses sanitasi untuk menciptakan Indonesia bebas BABS. Koperasi BMI bisa menjadi pemenang pada AMPL award kemarin salah satu kriteria penilaiannya adalah memiliki inovasi terbaru pada programnya dan koperasi BMI berhak mendapatkan penghargaan ini karena BMI memiliki inovasi dalam bidang sanitasi.
By : UT - KM Sekretariat STBM Nasional // Editor : AH - KM Sekretariat STBM Nasional
Comments