JPS Solusi Jamban Masyarakat Pesisir

JPS10Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah sekitar 17.504 pulau (wikipedia, 2004). Sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa. Indonesia memiliki karakteristik yang unik karena di wilayah perairannya sering terjadi interaksi antara masa air yang datang dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Maka dari itu, Indonesia menjadi negara yang memiliki iklim tropis, banyak gunung aktif, jenis ikan, satwa, tanaman yang beraneka ragam dan sebagainya.

Kita mengetahui bahwa duapertiga bagian dunia adalah lautan begitu pula dengan wilayah Indonesia terdiri dari sekitar 62% (3,1 juta km2) berupa laut dan daerah pesisir. Kawasan Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut atau kawasan transisi dari lahan daratan dan perairan laut (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001). Setiap proses/perubahan yang terjadi di wilayah pesisir memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga memiliki cara pengelolaan yang berbeda-beda.

Kondisi inilah yang menyulitkan warga sekitar pesisir pantai untuk bisa mengakses fasilitas sanitasi yang layak, sehingga derajat kesehatan masyarakatnya pun terbilang rendah. Kehidupan masyarakatnya sangat bergantung pada keaadan pasang surut air laut. Maka dari itu, dibutuhkan strategi pengelolaan yang tepat sesuai karakteristik masing-masing. Termasuk jamban sederhana yang sehat, butuh sebuah teknologi tepat guna yang bisa menyesuaikan dengan keadaan air laut, sehingga bisa diterapkan dan terjangkau oleh masyarakat pesisir tentunya.

Pak SofyangPak Sofyang S.Pd adalah salah satu yang peduli akan kebutuhan sanitasi masyarakat pesisir. Prestasinya yang menjuarai lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Se-Kota Batam selama 5 tahun berturut-turut (2010-2014) dan Juara Lomba TTG se-Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014, membuktikan bahwa beliau memiliki sebuah kemampuan menciptakan inovasi-inovasi baru. Inovasi yang diciptakan, oleh pria kelahiran Bone 37 tahun yang lalu ini diberi nama TTG Jamban Pesisir Sederhana - Bayan (JPS-Bayan). Latar belakang beliau dalam membuat Jamban Pesisir ini diantaranya masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya di bidang pendayagunaan teknologi tepat guna, peningkatan urbanisasi yang tidak diimbangi dengan fasilitas pelayanan umum yang memadai, belum adanya teknologi tepat guna dan terjangkau bagi masyarakat pesisir, belum meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat serta belum sinerginya program/kegiatan pusat dan daerah.

Dalam menciptakan sebuah teknologi diperlukan serangkaian proses uji coba agar hasilnya bisa betul-betul bermanfaat untuk penggunanya dan masyarakat di sekitarnya. Untuk jamban pesisir ini pun Pak Sofyang telah melakukan serangkaian proses uji coba, diantaranya :
  • Mengenal karakter dan perilaku masyarakat pesisir
  • Mengenal komposisi air limbah dari WC dan kamar mandi
  • Mengetahui kondisi calon lokasi
  • Mengetahui potensi yang ada di sekitar lokasi
  • Melakukan perancangan yang disesuaikan dengan kondisi lokasi
  • Melakukan uji coba skala laboratorium
  • Melakukan perancangan ulang
  • Melakukan sosialisasi ke masyarakat mengenai rencana kegiatan
  • Melakukan uji ketahanan alat yang akan dipasang
  • Melakukan pemasangan alat
  • Melakukan evaluasi secara berkala

Secara teknis, sebelum membuat JPS ini diperlukan proses penghitungan jumlah limbah yang dihasilkan baik dari wc maupun kamar mandi (Black Water dan Gray Water). Hal ini dimaksudkan untuk menentukan volume JPS yang akan digunakan. Sehingga JPS ini bisa berfungsi dengan baik, dapat mengurai bakteri-bakteri yang ada pada limbah buangan manusia dan akhirnya air yang keluar dari JPS sudah tidak mencemari lingkungan lagi.

Dalam penyempurnaannya JPS ini telah melalui beberapa tahapan perkembangan, masing-masing dari hasil perkembangannya memiliki perbedaan, diantaranya :

Tabel Perbedaan Jamban Desain Tahun 2012 Dan 2014

JPS7

Dalam pembuatan JPS ini juga menggunakan material yang sederhana, mudah didapat, dan tentunya terjangkau oleh masyarakat pesisir. Bahan material yang dibutuhkan antara lain meliputi pipa dengan ukuran 1 sampai 4 inci dan drum plastic atau profile tank.

Skema Cara Kerja JPS

JPS8

JPS9

Dalam Penerapan TTG ini juga ada beberapa tantangan yang dihadapi, diantaranya :

  • Keterbatasan tingkat pemahaman masyarakat akan pentingnya TTG
  • Masih lemahnya jiwa kewirausahaan (enterpreneurship) di kalangan masyarakat;
  • Belum optimalnya perhatian instansi terkait dalam mengimplementasikan kebijakan pemanfaatan dan pengembangan TTG
  • Kurangnya data dan informasi tentang sumber perolehan TTG perdesaan;
  • Sebagian besar pemanfaatan TTG perdesaan  belum digunakan pada kegiatan usaha skala bisnis;
  • Belum adanya upaya untuk melakukan pendekatan yang sistematis dan terukur kepada para penyelenggara program CSR untuk kegiatan pengembangan TTG

JPS12

Setelah melalui beberapa kali uji coba, JPS ini ternyata berhasil diterapkan di beberapa daerah pesisir dan setelah dilakukan uji sample oleh Kementerian Kesehatan khususnya BTKLPP Kelas I Batam, air yang keluar dari JPS ini sudah tidak mencemari air di lingkungan sekitarnya.

Semoga JPS ini dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat pesisir dalam mengakses jamban sederhana yang sehat. Dan tentunya diharapkan dapat berdampak terhadap meningkatnya derajad kesehatan masyarakat pesisir. Untuk mengetahui cara pembuatan dan info selengkapnya mengenai JPS ini silahkan unduh file dalam link dibawah ini. Semoga bermanfaat, lebih bersih lebih sehat.

Download Selengkapnya : Jamban Pesisir Sederhana (JPS) – Sofyang S.Pd

Pencipta TTG JPS : Sofyang S.Pd (BTKLPP Kelas I Batam - 081372780804) // Kontributor : Rostia - MCA Indonesia // Penulis : AH - KM Sekretariat STBM Nasional

Comments