Millenium Challenge Account Indonesia atau yang lebih dikenal dengan MCA Indonesia merupakan lembaga wali amanat yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia sebagai pelaksana program compact. Salah satu proyek yang dikerjakan oleh MCA-Indonesia yaitu di bidang kesehatan dan gizi berbasis masyarakat untuk mengurangi stunting di Indonesia atau yang biasa disebut dengan Program Kesehatan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) yang merupakan sebuah upaya nasional dalam menurunkan prevalensi stunting melalui intervensi terpadu gizi dan sanitasi. Menyadari bahwa salah satu penyebab yang mengakibatkan peningkatan kasus stunting adalah dari permasalahan akses sanitasi yang layak, maka MCA Indonesia berupaya untuk ikut berkontribusi dalam upaya peningkatan akses sanitasi dengan mengadakan Kegiatan Penyegaran Fasilitator melalui Pelatihan Tim Pemicuan Kecamatan dan Desa STBM – PKGBM dan Pelatihan Wirausaha Sanitasi.
Kegiatan Penyegaran Fasilitator melalui Pelatihan Tim Pemicuan Kecamatan dan Desa STBM – PKGBM dan Pelatihan Wirausaha Sanitasi ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman dan langkah-langkah dalam melaksanakan pelatihan yang meliputi agenda tim pemicuan STBM Kecamatan maupun Desa, dan juga merefresh kembali para fasilitator pelatihan dalam pemahaman supply sanitasi yang berkaitan langsung dengan jejaring supply pelaku pasar sanitasi yang dilakukan oleh wirausaha sanitasi.
Pelatihan Tim Pemicuan Kecamatan dan Pelatihan Tim Pemicuan Desa Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) Regional I dan II telah dilaksanakan sebelumnya di Surabaya pada tanggal 18-21 Agustus 2015. Maka pada tanggal 23 - 27 Februari 2016 yang lalu, bertempat di Hotel Aston dan Convention Centre Makassar dilaksanakan acara Pertemuan Teknis Fasilitator Pelatihan Pemicuan STBM-PKGBM untuk wilayah regional III dan IV. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 72 orang dari 6 provinsi dan 30 kabupaten, masing-masing provinsi dan kabupaten mengirimkan 2 orang staff Kesehatan Lingkungan yang sudah pernah mengikuti Training of Trainer (TOT) mengenai Fasilitator STBM.
Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO yang hadir dan membuka acara pada saat itu menegaskan dalam sambutannya, "STBM merupakan strategi yang tidak lagi hanya bertumpu pada pemicuan saja, tapi juga pada pendekatan keluarga. Di Indonesia kondisi stunting menduduki peringkat kelima, lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata. Oleh karena itu, kita harus bisa mencegah stunting ini terus berlanjut di Indonesia dengan cara perbaikan sanitasi lingkungan yang memang kita geluti sehari-hari."
Materi yang dibahas pada kegiatan Pertemuan Teknis Fasilitator Pelatihan Pemicuan STBM-PKGBM adalah garis-garis besar program pembelajaran (GBPP) tim pemicu STBM Kecamatan dan Desa Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Mayarakat (PKGBM), membahas program PKGBM dan kaitan sanitasi dengan stunting, kebijakan dan strategi nasional STBM, Building Learning Commitment (BLC), konsep dasar STBM sampai dengan praktek pemicuan dengan menampilkan video Pemicuan sebagai bahan tayang yang lebih mudah dipelajari dan diterapkan pada masyarakat nantinya.
Sedangkan untuk kegiatan Penyegaran Fasilitator Wirausaha Sanitasi STBM-PKGBM dilakukan di 10 Provinsi yang salah satunya dilaksanakan pada tanggal 29 Februari - 6 Maret 2016 di Harris Hotel Bandung Jawa Barat sebagai kelas pertama Provinsi Jawa Barat. Peserta undangan yang hadir meliputi perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Konsultan Pelatihan Wusan, Bappelkes, BTKL Batam, Asosiasi Pengelolaan dan Pemberdayaan Sanitasi Indonesia (APPSANI), para WUSAN yang sudah dilatih oleh pihak APPSANI, dan Koordinator STBM Provinsi dan Fasilitator Kabupaten dari wilayah dampingan MCA-Indonesia. Kegiatan Penyegaran Fasilitator Pelatihan Wirausaha Sanitasi dikembangkan secara maksimal dengan tujuan untuk menjamin supply sanitasi dan memastikan pasar sanitasi pedesaan.
Pertemuan dimulai dengan pengarahan dari Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan yang diwakili oleh Ibu Diana selaku staff dari subdit PASD, kemudian dilanjutkan paparan dan sambutan dari MCA-Indonesia. Sesuai judul acara yaitu Pelatihan Wirausaha Sanitasi, maka pada acara tersebut diperkenalkan berbagai opsi teknologi jamban baik untuk di daerah berair maupun kering. Salah satu narasumber yang saat itu dihadirkan adalah Bapak Sofyan seorang penemu opsi teknologi jamban pesisir. Bapak Sofyan merupakan salah satu orang yang peduli dengan keadaan sanitasi khususnya di daerah pesisir, beliau kini bekerja di BTKLPP Kelas I di Batam. Beliau memiliki prestasi menjuarai lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Se-Kota Batam selama 5 tahun berturut-turut (2010-2014) dan Juara Lomba TTG se-Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014. Yang menarik pada akhir kegiatan dilakukan penandatanganan komitmen peserta yang hadir untuk tetap berkontribusi dalam proses peningkatan wirausaha sanitasi demi mewujudkan Universal Akses 2019.
Serangkaian kegiatan Pelatihan Pemicuan STBM dan Pelatihan Wirausaha Sanitasi memang sangat diperlukan untuk meningkatkan kebutuhan dan supply sanitasi. Kedua pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan tenaga kesehatan, petugas sanitasi Puskesmas dan kader desa (Promotor Kesehatan) tentang pemicuan STBM serta pengembangan mekanisme peningkatan kapasitas pelaku pasar sanitasi dengan adanya wirausaha sanitasi di daerah tersebut.
Salah satu pilar keberhasilan program pengendalian stunting pada anak adalah dengan perbaikan sanitasi lingkungan melalui peningkatan perilaku sehat masyarakat untuk Stop Buang air besar Sembarangan (SBS). Hal ini pun merupakan salah satu sasaran PKGBM yaitu untuk membebaskan wilayah dampingan program menjadi desa SBS dengan melakukan serangkaian intervensi mulai dari sosialisasi, pelatihan sampai melakukan pemicuan kepada masyarakat desa. PKGBM diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya Percepatan ODF/SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) dan Universal Akses Tahun 2019, karena masalah sanitasi dan air minum pun tak dipungkiri sangat berpengaruh terhadap kondisi pertumbuhan fisik, otak dan pertumbuhan.
Upaya pencapaian target Universal Akses air minum dan sanitasi di Tahun 2019 serta memastikan keberlanjutannya proses ini pastinya memerlukan upaya kolaboratif semua pihak, baik lintas kementerian, pemerintah daerah, unsur masyarakat, swasta dan lembaga mitra. Maka dari itu, pencapaian target Universal Akses tahun 2019 harus dilakukan secara bersama dan gotong royong. Salam STBM, Lebih Bersih Lebih Sehat.
By : AH dan UT – Sekretariat STBM Nasional
Comments