Peran Pembiayaan Mikro terhadap Akses Universal Sanitasi

IKA 2Akses universal untuk sanitasi adalah salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap negara pada tahun 2030. Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam mencapai target SDGs tersebut dengan meletakkan target pencapaian lebih awal, yaitu akhir tahun 2019, sesuai amanat RPJMN 2015-2019. Untuk mencapai target akses sanitasi bagi semua, pemerintah Indonesia secara signifikan memperluas dukungan terhadap pengembangan fasilitas sanitasi yang lebih baik di daerah perkotaan.

Untuk membantu pemerintah Indonesia mencapai target tersebut, USAID IUWASH PLUS (Indonesia Urban Water, Sanitation, and Hygiene Penyehatan Lingkungan Untuk Semua) bekerja sama dengan sejumlah lembaga pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga donor untuk mendorong berkembangnya skema pembiayaan mikro di sektor air bersih, sanitasi, dan kebersihan (Water, Sanitation and Hygiene/WASH).

Pembiayaan mikro memiliki peran penting untuk mencapai akses universal sanitasi, karena salah satu penghambat upaya perbaikan sanitasi di daerah perkotaan adalah masalah pendanaan. Fasilitas sanitasi yang layak masih dianggap terlalu mahal oleh sebagian masyarakat, terutama bagi kelompok masyarakat miskin dan rentan. Salah satu cara yang dianggap cukup efektif untuk membantu masyarakat agar mampu membiayai perbaikan fasilitas sanitasi mereka adalah melalui kredit mikro.

Pengalaman yang didapat dari serangkaian kegiatan IUWASH—proyek pendahulu USAID IUWASH PLUS— yang berusaha mendorong masyarakat agar mau mengubah perilaku sanitasi dan higienis mereka menunjukkan bahwa sebetulnya masyarakat sering tertarik untuk memperbaiki fasilitas sanitasi mereka, namun tidak mampu jika harus membayarnya sekaligus. Melalui program kredit mikro, masyarakat dapat membagi biayanya menjadi beberapa bagian sehingga lebih terjangkau. Pembayaran dapat dilakukan secara mingguan atau bulanan dan biasanya akan terus dilakukan dalam periode 1-2 tahun.

Beberapa bank, koperasi kredit, dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sudah mulai menyediakan kredit mikro sanitasi. Salah satu koperasi yang telah menjalankan skema pembiayaan mikro untuk akses air minum dan sanitasi adalah Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) di Kabupaten Tangerang.

Sejak 2012, Kopsyah BMI telah bekerja sama dengan IUWASH untuk mengembangkan pembiayaan mikro bagi air minum dan sanitasi. Kerja sama tersebut diawali dengan kegiatan pengembangan kapasitas untuk membantu Kopsyah BMI mengembangkan sistem sanitasi individual dan skema pembiayaan mikro agar terjangkau bagi keluarga berpendapatan rendah.

Melalui advokasi IUWASH, Kopsyah BMI kemudian mengembangkan skema pembiayaan mikro yang baru untuk sarana sanitasi dan tanki septik yang layak (Mikro Tata Sanitasi) di bawah jenis pinjaman renovasi rumah 'Tata Griya'. Hingga November 2016, lebih dari 5.000 keluarga berpenghasilan rendah telah mendapatkan manfaat dengan memiliki akses terhadap sanitasi layak melalui skema pembiayaan mikro ini.

Asmah dari RT 01/RW 01 Desa Sangiang, Tangerang, adalah salah satu anggota masyarakat yang telah merasakan manfaat tersebut. Asmah menerima pinjaman sebesar 5 juta rupiah dari Kopsyah BMI untuk pembangunan kamar mandi, toilet dan tangki septik kedap di rumahnya. Ibu dari tujuh anak ini sangat puas dengan kualitas bahan bangunan dan desain toilet barunya. Ini adalah pertama kali dalam hidupnya ia memiliki toilet di rumah. “Lihatlah, kamar mandi dan toilet baru ini justru lebih bagus dari rumah kami,” kata Asmah sambil memperlihatkan rumah kayunya yang masih berlantai tanah. “Saya sangat senang dan tidak merasa keberatan dengan cicilan yang harus saya bayar. Saya hanya harus membayar sebesar Rp 32.000 per minggu,” Asmah menambahkan.

Penulis : Ika Francisca (IUWASH PLUS)

 

Comments