Dukungan Pemerintah Desa, Awal Mula Perubahan Hidup Keluarga Amaq Hasan

amaqAmaq Mahsan kini memahami betapa bermanfaatnya berperilaku hidup sehat. Dia tidak lagi repot menggali lubang di kebun setiap akan buang air besar, karena sekarang sudah punya jamban sendiri. Istri dan anak – anaknya juga tidak lagi takut digigit nyamuk jika malam – malam harus membuang air besar. Selain itu, kini lingkungan rumahnya terlihat lebih bersih karena dia bersama para warga selalu membersihkan pekarangan dari sampah – sampah yang berserakan. Amaq dan keluarganya juga sekarang bisa menikmati air minum yang lebih bersih dibandingkan dulu saat ia lebih sering minum air mentah, tanpa dimasak terlebih dahulu.

Bapak Amaq, begitulah ia biasa dipanggil,  merupakan salah satu kepala rumah tangga di Desa Mbung Kandong, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur. Dusun tempat ia tinggal merupakan salah satu dusun dengan rumah tangga miskin. Pria berumur 65 tahun ini memiliki 7 orang anak. Anak sulungnya saat ini bekerja sebagai TKI di Malaysia dan anaknya yang paling bungsu masih duduk di bangku sekolah dasar. Kondisi perekonomian Amaq memang cukup memprihatinkan. Bekerja sebagai tukang pecah batu dan kadang – kadang sebagai buruh tani dengan penghasilan tidak tetap, membuat istrinya juga harus membantu perekonomian keluarga dengan  membuat anyaman dari bambu seperti tempat tissue dan kerajinan tangan lainnya. Dengan penghasilan rata – rata Rp. 1.000.000,- per bulan membuat mereka tidak mampu membuat jamban untuk rumah mereka, apalagi prioritasnya masih digunakan untuk menghidupi tujuh orang anaknya.

Program Sustainable Sanitation and Hygiene for Eastern Indonesia (SEHATI) yang dilaksanakan oleh Simavi bekerjasama dengan Yayasan Masyarakat Peduli NTB (YMP) merupakan program pengembangan kapasitas pemerintah daerah dalam mengimplementasikan STBM 5 Pilar. Salah satu lokasi program ini adalah di Desa Mbung Kandong, tempat Amaq tinggal. Di desa ini, pada tahun 2016 setidaknya ada 35 rumah tangga yang masih tidak memiliki jamban dan sebagian dari mereka masih buang air besar sembarangan.

Bersama SEHATI, pemerintah desa setempat dengan dukungan dari pemerintah kecamatan dan kabupaten berkomitmen untuk mengentaskan permasalahan sanitasi di tingkat rumah tangga pada tahun 2017. Salah satunya adalah bantuan smart subsidi untuk pembangunan jamban di desa mereka dengan menggunakan Dana Desa. Amaq merupakan salah satu warga yang mendapatkan bantuan pembangunan jamban, walaupun, saat ini kamar mandi yang dia bangun masih terbuka dan tidak permanen. Hal ini dikarenakan Amaq tidak memiliki dana untuk membangun kamar mandi yang permanen.

Sebelum program SEHATI ini dilaksanakan, pemerintah desa memang sudah sering mengunjungi warganya, namun tidak ada program bantuan untuk masyarakat yang belum memiliki jamban atau sarana kesehatan lainnya. Amaq sendiri dulu merasa buang air besar di kebun tidak akan menimbulkan masalah, karena para tetangganya melakukan hal yang sama. Biasanya dia atau keluarganya selalu membawa cangkul setiap akan buang air besar di kebun dan bersuit – suit terlebih dahulu untuk memastikan bahwa tempat yang akan dia gunakan untuk buang air besar sedang tidak digunakan oleh orang lain. Selain persoalan buang air besar, dulu, Amaq dan keluarganya juga mempercayai bahwa air yang diminum langsung dari sumbernya terasa lebih segar dibandingkan jika di masak.

Saat ini, setelah mendapatkan sosialiasi, pemicuan dan monitoring secara teruamaq cuci tangans menerus dari Tim STBM Desa, ia menyadari bahwa memiliki jamban untuk buang air besar, mengetahui kapan dan bagaimana cara mencuci tangan, memasak air dan membersihkan lingkungan rumah sangatlah bermanfaat, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk istri dan anak – anaknya. Pemerintah desa sendiri sekarang sudah lebih memperhatikan kondisinya dan tetangga – tetangganya dengan cara selalu mengunjungi dan memberikan sosialisasi terkait bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan di rumah mereka.

Kemiskinan memang masih menjadi permasalahan di sebagian wilayah Kabupaten Lombok Timur. Walaupun demikian, tekad dan niat untuk berperilaku hidup sehat di tingkat masyarakat sebenarnya telah ada. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat.

….sebenarnya mau bangun kamar mandi tertutup, tapi tidak ada uang, jadi mau tunggu pak kades yang bangunkan. Tapi kalau besok ada uang, ya akan perbaiki sendiri….”, ungkap Amaq.

Bagi Amaq yang tidak bisa berbahasa Indonesia ini, harapan ke depan adalah pemerintah desa bisa tetap memperhatikan warganya dan tidak hanya berhenti pada pembangunan jamban saja. (AY)

 

Comments