Inovasi Pelayanan Publik (Masuk dalam Nominasi Top 99 MenpanRB 2017)

PANTASISebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Kesehatan memang bukan segala – galanya. Tetapi TANPA Kesehatan, segalanya yang kita miliki tidak akan berarti apa – apa. Ada 4 faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (Teori H.L.Blum) yaitu faktor keturunan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat sebesar 5%, pelayanan kesehatan 20%, Perilaku 30% dan faktor yang mempengaruhi paling besar adalah Lingkungan sebesar 45%. Dan berbicara masalah Lingkungan, selain faktor dampak perubahan iklim yang sudah mengancam kita, faktor sanitasi dasar sebagai kebutuhan dasar masyarakat pun sampai saat ini masih belum terpenuhi. Hingga saat ini Indonesia masih menjadi juara kedua sedunia dalam hal Buang Air Besar sembarangan, yang tentu saja berdampak terhadap tingginya kejadian penyakit menular Diare, resiko stunting bahkan resiko kematian bayi, balita akibat diare masih cukup tinggi.

Di Kabupaten Sumedang sampai tahun 2005 cakupan (jumlah masyarakat yang memiliki sarana) jamban keluarga masih dibawah 50% dari jumlah penduduk sekitar 1 juta orang. Akses (keterjangkauan masyarakat akan sarana) jamban masih dibawah 50% sehingga hampir setiap tahun sampai dengan tahun 2009 selalu saja masih terjadi kejadian luar biasa (KLB) diare, dimana penyakit tersebut masuk ke dalam sepuluh besar pola penyakit yang ada di Kabupaten Sumedang (laporan dari semua Puskesmas) juga kematian bayi dan balita akibat diare yang cukup tinggi.

Kementerian Kesehatan sudah mencanangkan sebuah program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sejak 2008 dan Kabupaten Sumedang melalui Dinas Kesehatan secara konsisten menerapkan dan terus menggalakan STBM dengan 5 Pilarnya ini sejak 2008 sampai sekarang. 5 Pilar tersebut antara lain adalah Stop Buang Air Besar sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun dengan air mengalir, Pengelolaan air minum dan makanan sehat rumah tangga, pengamanan sampah dan pengamanan limbah cair rumah tangga.

Melalui Pemicuan CLTS (Community Led Total Sanitation), Tim STBM Kabupaten Sumedang terus bergerilya melakukan pemicuan penyadaran masyarakat akan kebutuhan sanitasi ini . Dan seiring perjalanan waktu masyarakat yang Stop Buang air besar sembarangan di Kabupaten Sumedang telah mencapai 93,50% dengan jumlah desa Stop BAB sembarangan mencapai 146 desa dari 277 desa yang ada di Kabupaten Sumedang.

Dari hasil pemicuan – pemicuan tersebut, muncul kebutuhan akan sebuah wadah terpusat sebagai pusat informasi, koordinasi dan  penyediaan segala macam kebutuhan masyarakat akan sarana sanitasi. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang selaku Pelaksana harian dan kesekretariatan umum POKJA AMPL (Kelompok Kerja Air Minum Penyehatan Lingkungan) Kabupaten Sumedang sejak 2009 dan sejak 2012 menggagas sebuah sebuah unit supply / Pengelola Sanitasi (Penyedia sarana sanitasi masyarakat) dengan nama Gandrung Sanitas yang kemudian menjadi PANTASI MART (Pusat pengadaan Fasilitas Sanitasi Masyarakat) Unit Pengelola Sanitasi (UPS) Minimarket sanitasi di Kabupaten Sumedang yang diharapkan mampu  menjadi satu solusi penyediaan segala macam kebutuhan masyarakat Kabupaten Sumedang terkait sanitasi dan dapat diakses oleh semua kalangan dengan model pembayaran sesuai dengan kemampuan masyarakat dengan berprinsip dari sanitasi, untuk  sanitasi itu sendiri sebagai upaya keterjangkauan masyarakat akan sanitasi yang murah,mudah dan sehat .

PANTASI MART ini menjadi  sebuah Pusat informasi, Pusat Penyedia berbagai kebutuhan sarana sanitasi yang dibutuhkan masyarakat dan menjadi rujukan UPS Pantasi Mart kecamatan dan Desa / kelurahan di wilayah Sumedang. Masyarakat dapat mencari dan membeli berbagai kebutuhan sanitasi di UPS Pantasi Mart Desa / kelurahan atau Kecamatan atau langsung ke Kabupaten secara kontan atau melalui tabungan sampah, Kredit SEHATI Bank Sumedang atau bahkan melalui online dengan pembayaran melalui pulsa di belanjaku.com (on proses)

2 strategi yang dikembangkan yaitu Penguatan kapasitas kelembagaan dan penguatan fasilitasi implementasi di masyarakat bermitra dengan Seluruh OPD terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Sanitasi) dan semua komunitas  peduli lingkungan.

Sebelum inovasi   masyarakat kesulitan mencari opsi pilihan sarana sanitasi baik dari model maupun cara pembayaran sehingga air dan sanitasi bukan menjadi sebuah kebutuhan mendasar yang dianggap penting sehingga cakupan dan akses air dan sanitasi masih belum memenuhi standar dan beresiko menimbulkan KLB penyakit menular yang menyebabkan kejadian penyakit maupun resiko kematian bayi dan balita cukup tinggi. SETELAH inovasi, masyarakat dipicu menjadikan air dan sanitasi sebagai sebuah kebutuhan mendasar yang sangat penting dan dapat dijangkau baik dari akses dan model pembiayaan sehingga resiko KLB penyakit menular dan kejadian penyakit serta resiko kematian bayi balita akibat diare dapat dikendalikan serta berpeluang ekonomi kreatif sehingga besar harapan masyarakat dapat sehat sejahtera secara mandiri melalui sanitasi.

Terbentuknya PUSAT  informasi dan Penyedia sarana sanitasi masyarakat dengan berbagai model dan pembiayaan, dukungan regulasi dan penguatan dokumen perencanaan AMPL sebagai penguatan enabling terhadap program, Kunjungan pembelajaran dari berbagai penjuru Kabupaten Kota dalam provinsi maupun luar provinsi meningkat, juga dari berbagai NGO Luar negeri peduli sanitasi (Vietnam, India, Amerika ), sharing pengalaman  ke berbagai Kabupaten Kota dalam dan luar provinsi Jawa Barat juga menjadi pembicara pada konferensi Internasional tentang Peran Gender dalam Sanitasi di New Delhi India serta teraihnya berbagai penghargaan tingkat Provinsi Jawa Barat maupun tingkat nasional sejak 2009.

Melalui PANTASI MART ini diharapkan dapat  memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai model sarana air minum dan sanitasi dengan cara pembayaran yang sesuai dengan kemampuan. Meski sejak 2012 mulai melatih 26 Kecamatan dan 283 desa/kelurahan tetapi yang betul-betul berjalan baru sebagian, namun inovasi ini akan terus dilanjutkan dan akan mengaktifkan kembali  PANTASI MART di setiap Puskesmas sebagai Unit Layanan Bisnis BLUD dan disetiap desa melalui BUMDES maupun di setiap Kelurahan yang ada di Kabupaten Sumedang  sebagai sebuah upaya mencapai masyarakat yang sehat sejahtera mandiri dan dengan output meningkatnya cakuan sarana serta akses masyarakat terhadap air minum dan sanitasi yang layak juga menurunnya kejadian KLB diare serta kejadian dan kematian ibu bayi dan balita akibat diare menurun, juga permintaan masyarakat akan berbagai model sarana sanitasi yang dibutuhkan menunjukkan kesadaran masyarakat akan air minum dan sanitasi yang layak dan dapat menjadi salah satu model tabungan masa depan masyarakat semakin meningkat.

Program ini meningkatkan kualitas pelayanan air minum dan sanitasi sebagai kebutuhan dasar  kepada masyarakat. Tanpa komitmen, konsisten, keikhlasan (ROMLI / Rombongan Lillaahitaala), kerjakeras dan  kerjasama  dengan semua pihak semua ini tidak akan berjalan dan berkelanjutan dalam upaya mencapai Index Pembangunan Manusia yang sehat sejahtera dan mandiri.

SABISA – BISA KUDU BISA PASTI BISA.

Penulis : Eki // Editor : UT (Sekretariat STBM Nasional)

Comments