Di Kabupaten Biak Numfor, Papua penerapan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kepada masyarakat bukanlah suatu hal yang mudah. Pasalnya, pada awal pelaksanaan STBM pendekatan ini kurang mendapat perhatian, apalagi STBM fokus pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, bukan sebagai program yang memberikan subsidi.
Kendati demikian, lain dulu lain sekarang berkat dukungan dan kerjasama dari semua pihak, kini pelaksanaan STBM di Biak berjalan dengan baik dan mendapat hasil optimal. Buktinya, telah banyak distrik (kecamatan) di wilayah Papua yang menjalankan STBM diantaranya Distrik Warsa, Distrik Yawosi, Ditrik Andei, Distrik Biak Timur dan juga Distrik Biak Barat. Sejalan dengan itu, kini makin banyak pula masyarakat yang telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kegiatan sehari-hari. Hasilnya, saat ini penyebaran penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, muntaber, dan penyakit kulit pun menjadi berkurang.
Diantara banyaknya pihak yang mendukung salah satunya ialah John Kapitarauw, seorang petugas kesehatan dari Puskemas Biak Utara. Sebagai seorang relawan STBM yang dikenal penuh dengan semangat, John telah banyak memberikan kontribusi dalam keberlangsungan STBM di 26 kampung yang ada di wilayah pantai utara.
Keterlibatan pria berusia 37 tahun tersebut dalam STBM bermula saat dirinya mendapatkan mandat dari Kepala Puskesmas Korem pada tahun 2012 lalu untuk mendampingi pelaksanaan STBM. Menurut John tantangan awal saat terlibat menjadi relawan STBM adalah keterbatasannya tentang pengetahuan terkait sanitasi. Apalagi, John bukanlah seorang sanitarian, namun setelah mempelajari berbagai pengetahuan terkait sanitasi dan juga tentang STBM, sedikit demi sedikit John bersemangat dalam menjalankan tugasnya tersebut. “Ketertarikan itu juga dipicu karena saya mengetahui bahwa saat itu angka kasus malaria di Korem masih sangat tinggi, di mana hal tersebut dipicu karena masih buruknya layanan sanitasi,” katanya.
Di awal pelaksanaan, John pada awalnya menjalankan ini bersama 6 relawan lainnya, tetapi karena tantangan di lapangan tidak mudah untuk dihadapi akhirnya membuat 6 relawan tersebut mundur dalam membantu pelaksanaan STBM di wilayah utara tersebut.
John mengaku, pada awalnya dirinya merasa kurang percaya diri dalam melakukan pendampingan STBM kepada masyarakat, namun seiring pendekatan yang dilakukan alumni program studi Keperawatan Biak ini akhirnya memahai pendekatan apa saja yang dapat menarik warga. Diantaranya, John melakukan pendekatan dengan cara sering berdiskusi dalam setiap kesempatan, baik dengan mendatangi langsung ke rumah-rumah warga, maupun dalam kesempatan saat menjalankan ibadah keagamaan. Uniknya, dalam melakukan pendekatan STBM kepada warga John juga kerap melakukan pemutaran film STBM di kampung-kampung.
Menurut John dalam menjalankan tugasnya sebagai relawan, perasaan suka duka tentu pernah dia alami. Bapak 4 anak ini menerangkan bahwa dukanya ialah saat melihat warga tidak mau melakukan perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sukanya tentu saat warga memiliki kesadaran besar dalam melakukan PHBS.
John mengatakan, selama menjalankan tugasnya sebagai relawan ada satu pengalaman menarik yang selalu dia ingat, yaitu ketika dirinya memberikan pendampingan kepada satu keluarga yang tinggal di pedalaman Biak Utara, di mana saat itu John yang pada walnya merasa pesimis bahwa keluarga tersebut memahai pentingnya sanitasi, terbalik malah terkejut dan terpukau. Hal ini karena keluarga Yosep Rumpaisum yang ada di pedalaman tersebut ternyata telah memiliki jamban layak. “Kejadian ini selalu saya ingat karena sejak saat itu semangat saya untuk menjadi sanitarian menjadi bertambah, saya juga semakin yakin bahwa STBM akan dapat diterima masyarakat,” akunya.
John mengaku bahwa dirinya akan terus bersemangat dalam memicu warga untuk melakukan PHBS, tujuannya tidak lain untuk meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri. Saat ini, sudah hampir 2 tahun STBM berjalan di Biak utara dan tentunya banyak capaian baik yang telah didapatkan. Berdasarkan data Puskesmas Biak 2013 setidaknya hanya terdapat 200 kasus malaria, dan angka ini telah berkurang setidaknya sebesar 60% dari kejadian malaria di tahun sebelumnya. Bukti ini menujukkan bahwa pendekatan STBM dapat memberikan dampak baik bagi Biak Utara.
John menjelaskan bahwa walaupun saat ini pelaksanaan STBM sudah semakin baik di Biak, namun dirinya tetap berharap agar masyarakat kedepannya bisa terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam aktifitas sehari-harinya. Dalam meningkatkan dan memaksimalkan pencapaian kondisi sanitasi yang semakin baik lagi, saat ini STBM di Biak sudah berkolerasi dengan program lainnya salah satunya dengan program PNPM Mandiri. “Melalui kolaborasi ini diharapkan kedepannya kondisi sanitasi di Biak dapat lebih baik lagi,” pungkas John mengakhiri perbincangan.
Penulis: Jefry Simanjuntak -- Yayasan Rumsram
Comments