Pada 26-31 Oktober 2014, 36 teman dari seluruh Indonesia hadir di Jakarta untuk mengikuti Konferensi Anak Indonesia 2014 (Konfa 2014). Mereka membicarakan ”Aksi Kecil Hidup Bersih”, pengaruh sanitasi terhadap air minum di Indonesia. Tema ini diangkat mengingat sungai dan air tanah di kota besar telah tercemar limbah rumah tangga sehingga sebagian besar air tidak layak dikonsumsi.
Perilaku hidup bersih harus dimulai dari diri sendiri, kemudian kita dapat menularkannya kepada keluarga dan teman. Kunci itulah yang dipegang ke-36 anggota delegasi Konfa 2014. Dimulai dari mencuci tangan dengan benar, menjaga kebersihan toilet, menjaga kesehatan diri sendiri, hingga membantu menjaga lingkungan.
Mereka mengikuti berbagai pembekalan dari beberapa ahli. Bersama Profesor FG. Winarno, mereka belajar memahami hidup sehat bersama mikro- organisme di sekitar manusia. Lalu, Ibu Maraita Listyasari dari Water and Sanitation Program World Bank memberikan data yang menunjukkan air minum di Indonesia telah tercemar feses akibat perilaku buruk dalam sistem sanitasi di Indonesia. Kemudian, Bapak Hendrik Yong dari PT Indocare Pacific memberikan pembekalan tentang sistem toilet yang higienis dan ramah lingkungan.
Batik Sekar Jati
Mereka bertemu dengan Kang Yoto, Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, yang menceritakan tentang ODF (open defecation free). Tahun ini delegasi Konfa 2014 memakai pakaian resmi berupa batik Jonegoroan, Sekar Jati.
Batik khas daerah Bojonegoro ini sengaja dipilih sebagai simbol tekad kuat dan keberhasilan melakukan perubahan menuju perilaku sanitasi yang baik.
Tradisi masyarakat Bojonegoro buang air besar sembarangan di Sungai Bengawan Solo telah berubah. Misalnya, Desa Sudu, Kecamatan Kalitidu, dinyatakan 100 persen ODF.

BABS dan BAKS
Untuk menanamkan kebiasaan tidak buang air besar sembarangan (BABS) dan tidak buang air kecil sembarangan (BAKS), delegasi melakukan permainan.
Mereka memasukkan sampah ke dalam ember berisi air jernih. Ember diberi tutup agar tidak terlihat apa yang terjadi dengan air di dalamnya. Lalu, ke dalam ember itu dimasukkan air berwarna kuning seolah-olah air kencing dan mainan feses.
Apa yang terjadi? Ketika tutup ember dibuka, air yang semula jernih berubah menjadi keruh. Artinya, membuang sampah sembarangan, BABS, dan BAKS dapat mencemari air tanah.
Toilet
Untuk mengetahui toilet bersih, delegasi mengunjungi toilet di mal Grand Indonesia. Mereka mengamati toilet, apakah termasuk toilet yang sehat atau tidak. Mereka juga mengamati kebersihan toilet dan kelengkapannya. Tidak lupa mereka mencuci tangan ketika meninggalkan toilet.
Bertemu Ahok
Bertatap muka langsung dengan Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama adalah saat yang paling dinanti-nanti. Banyak anggota delegasi yang bertanya kepada Ahok, panggilannya, tentang sanitasi di Jakarta.
Pertanyaan mereka langsung dijawab Ahok dengan jelas. Setelah bertanya, delegasi berfoto bersama Ahok, berjabat tangan dan meminta tanda tangannya, sebagai pertanda mendukung gerakan ”Aksi Kecil Hidup Bersih”.
Aku Belajar Membersihkan Toilet...
<Kutipan: Kompas Edisi 31 Oktober 2014>
Comments