Tanggal 20 Mei 2015 adalah peristiwa bersejarah bagi Kabupaten Parigi Moutong khususnya masyarakat di Desa Maranti Kecamatan Mepanga Provinsi Sulawesi Tengah. Hari itu menjadi hari yang istimewa karena untuk pertama kalinya ada deklarasi Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) di Kabupaten Parigi Moutong. Perayaan ini dihadiri oleh sekitar 400 undangan yang terdiri dari Wakil Bupati dan jajaran pemerintah kabupaten, SKPD terkait dan Pokja AMPL, pemerintah kecamatan Mepanga dan Tomini, Puskesmas dan petugas kesehatan desa, masyarakat di sekitar Desa Maranti serta masyarakat Desa Maranti sendiri.
Desa Maranti adalah desa yang terletak di kaki gunung, dan terletak paling ujung sehingga sering dianggap sebagai desa yang paling terpencil di Kecamatan Mepanga. Walau relatif jauh dari kota kecamatan, Desa Maranti berhasil membuat terobosan dengan menjadi desa pertama yang masyarakatnya 100% buang air besar di jamban. Hal ini tidak terlepas dari jerih payah para fasilitator desa, Ibu Surya, Pak Daeng dan Pak Jusman yang tidak henti-hentinya mengajak masyarakat untuk berubah perilaku, dukungan penuh aparat desa khususnya Kepala Desa Bapak Maarif Pundanga yang merespon dengan baik program sanitasi ini dan berinisiastif membuat peraturan desa, juga dukungan kecamatan khususnya Kaur Kesra Pak Ngakan, dan Sanitarian Puskesmas Mepanga, Pak Soetjipto.
Wakil Bupati, Bapak Badrun Nggai, dalam sambutannya mengatakan bahwa budaya gotong royong terlihat di perayaan ini. "Ini adalah pesta rakyat…Saya kagum karena acara ini diselenggarakan dengan partisipasi masyarakat sendiri bahkan dari desa-desa lain turut andil menyumbang bahan makanan dan tenaga serta hiburan…. ".
Hal ini disampaikan beliau sebagai apresiasi atas pernyataan ketua panitia, Ibu Lily Dopas, bahwa masyarakat menyelenggarakan acara ini dengan gotong royong, ada yang menyumbang beras dan buah-buahan, meminjamkan sound system dan meja kursi dan bahkan dari desa lain turun menyumbang makanan, termasuk sumbangan besar masyarakat dalam bentuk tenaga selama persiapan hingga perayaan ini dilakukan. Anak-anak, khususnya yang tergabung dalam kelompok belajar anak pun ikut berpartisipasi dengan memberikan hiburan tari-tarian dan drama tentang proses perubahan perilaku SBS di Desa Maranti. Bahkan, sebagian anak-anak juga membuat hidangan tambahan untuk para undangan dengan dana mereka sendiri. Semua ini dilakukan oleh masyarakat dengan sukacita dan gembira karena keberhasilan masyarakat mencapai SBS 100% adalah kemenangan semua pihak yang patut disyukuri dan dirayakan.
"Belum pernah ada deklarasi Desa SBS di Parigi Moutong, ini yang pertama dan akan saya ceritakan dimana-mana tentang hal ini supaya desa-desa lain juga termotivasi untuk Stop Buang Air Besar Sembarangan", ucap Pak Badrun bersemangat, kemudian menghimbau desa-desa lain yang hadir saat itu untuk
ikut berusaha mencapai SBS juga.

Sementara itu, Ronny Ichwan, manajer WVI kantor operasional Parimo mengatakan bahwa pencapaian
Desa Maranti sangat layak diberi apresiasi karena pergerakannya cepat sekali. Dalam kurun waktu kurang dari 10 bulan, jumlah keluarga yang SBS dari 8% meningkat menjadi 100%. Apresiasi setinggi-tingginya juga diberikan kepada para fasilitator desa yang tiada henti melakukan pemicuan dan monitoring ke rumah-rumah supaya masyarakat mau berubah perilaku menjadi stop buang air besar sembarangan.
Wahana Visi Indonesia kantor operasional Parimo melakukan program pemberdayaan masyarakat dalam bidang sanitasi dengan strategi dan pendekatan STBM sejak tahun 2014.
Tujuannya adalah supaya masyarakat secara mandiri hidup dalam sanitasi yang baik sehingga mendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga khususnya anak-anak yang hidup di desa. Target program sanitasi ini adalah 10 desa yang berada di Kecamatan Mepanga dan Tomini dari total 26 desa di kedua kecamatan tersebut, dan Desa Maranti yang terletak di Kecamatan Mepanga, adalah desa pertama yang 100% masyarakatnya sudah BAB di WC dan mendeklarasikan diri sebagai Desa Sehat yang sudah bebas dari perilaku Buang Air Besar Sembarangan.
Berdasarkan diskusi dengan Pokja AMPL Parigi Moutong, dari total 286 desa yang ada di Kabupaten Parimo, baru 3% desa yang melakukan verifikasi SBS dan hanya ada 1 desa yaitu Desa Maranti yang melakukan deklarasi SBS. Tantangannya cukup besar, ada 97% desa lagi di Parimo yang masih melakukan BABS. Berangkat dari data ini, Pokja AMPL menyadari diperlukan suatu gerakan percepatan supaya semua desa-desa di Parimo terverifikasi sebagai desa SBS untuk mencapai target Universal Akses 2019. Diperlukan kolaborasi dan strategi bersama. Untuk itu, Pokja AMPL beserta Mitra AMPL yaitu WVI dan PAMSIMAS telah berhasil menyusun dokumen Road Map Percepatan STBM di Kabupaten Parimo 2015-2019 dalam rangka mencapai Target Akses Universal 2019. Dokumen ini telah ditandangatangani oleh Bupati beserta dokumen Peraturan Bupati tentang strategi STBM Daerah Parigi Moutong. Kedua dokumen ini sedang tahap sosialisasi mulai bulan Juni 2015 ini oleh pemerintah setempat, Dinas Kesehatan, Pokja dan Mitra AMPL. (by : Mita Sirait-WVI Editor : AH/KM Sekr. STBM)
Comments