Tekad Kabupaten Lombok Utara menuju SBS Tahun 2018

Sebagai kabupaten muda di Provinsi NTB, dalam hal sanitasi tidak kalah dengan kabupaten dan kota lainnya di provinsi ini; bahkan untuk STBM, gairah dan semangat Kabupaten Lombok Utara dalam memastikan STBM berjalan dengan baik dan berdaya guna mulai terlihat tanda-tandanya. Berikut adalah sharing dari fasilitator STBM Kabupaten Lombok Utara, saudara Hendra Zulfan:

“ Kita harus khatam dari perilaku buang air besar di sembarang tempat !!!”  Kalimat ini meluncur tegas dari seorang tokoh  agama  di kabupaten lombok utara, ketika Tim STBM kabupaten  melakukan advokasi pada  stakeholder di tingkat kecamatan. Tekad ini selanjutnya di realisasikan dengan mengembangkan program yang mensinergikan 3 komponen kegiatan utama dalam STBM yaitu penciptaan  lingkungan yang mendukung bagi terwujudnya kondisi Stop BABs, penciptaan kebutuhan masyarakat terhadap  sanitasi dan penyediaan layanan sanitasi . Sebagai  salah satu kabupten  di provinsi Nusa Tenggara Barat  Kabupaten Lombok Utara terdiri dari 33 desa , 5 kecamatan  dan 8 puskesmas , dengan jumlah penduduk  sebanyak  61.833KK (sensus Penduduk 2013). Kepemilikan jamban sehat permanen awalnya (tahun 2012, baseline pada www.stbm.kemkes.go.id)  baru mencapai 41,27%,  jamban sehat semi permanen sebesar 8,23%,  dengan akses masyarakat terhadap sanitasi mencapai 58,49% dari total jumlah KK yg ada.  Untuk percepatan peningkatan akses sanitasi masyarakat pemerintah kabupaten melalui dinas kesehatan mulai mengembangkan strategi program untuk bisa mewujudkan kondisi stop BABS  kabupaten di tahun 2018. Upaya dan strategi yang di kembangkan di antaranya: A.    Penciptaan Lingkungan yang mendukung  (Enabling Environment)
  • Upaya KLU_pic3Sosialisasi dan advokasi untuk membangun komitmen para pihak (Stake holder kabupaten dan camat ) untuk mendukung dan komitmen dan terlibat aktif  pada pelaksanaan program STBM melalui Workshop STBM di tingkat kabupaten
  • Penyusunan  RAD AMPL dan Peraturan Bupati  tentang  STBM
  • Roadshow  advokasi dan penyusunan perencanaan kegiatan STBM  di tingkat Puskesmas
  • Penyediaan anggaran Daerah dan optimalisasi anggaran BOK untuk kegiatan STBM
  • Penyediaan anggaran daerah untuk reward/insentif bagi sanitarian berprestasi dan dusun/ desa ODF
  • Peningkatan Kapasitas  bagi sanitarian  tentang pemicuan, monev STBM berbasis Web dan SMS, serta produksi jamban sehat  melalui Pelatihan –pelatihan  dan on the job Training.
  • Peningkatan kapasitas bagi kader kesehatan desa tentang pemicuan  dan Monev Pasca pemicuan melalui Pelatihan -  pelatihan di tingkat puskesmas
  • Peningkatan Kapasitas bagi  tukang terpilih di desa tentang produksi jamban sehat melalui pelatihan di tingkat puskesmas
  • Mengakses intervensi program terkait STBM seperti Pamsimas II, PAM STBM dan untuk  tahun ini akan bertambah lagi dengan MCA indonesia
  B.   Penciptaan Kebutuhan terhadap sanitasi (Demand Creation)Upaya KLU_pic1
  • Pemicuan di komunitas  dimana untuk  skala desa sampai dengantahun 2015 ini 33 desa yang ada semua telah di picu , sementara untuk dusun dari 347 dusun sudah di picu sebanyak  246 dusun
  • Promosi perubahan perilaku  dengan mengadopsi  materi  promosi  nasional “plung jadi plong “ dikembangkan  dalam berbagai media promosi diantaranya melalui pertunjukan kesenian rakyat” Gambus Keser, Iklan Layanan Masyarakat  versi 2 bahasa lokal  (bahasa Bayan dan Tanjung), Baliho, Roll banner, brosur, poster dan lembar balik.
C.     Penyediaan Layanan Sanitasi (Sanitation Supply)
  • Penyediaan alat cetak jamban  (closet dan Buis Beton)
  • Meminjamkan Alat cetak jamban  Pada desa – desa yang mau membuat  jamban secara swadaya/ bergotong royong .

 

Hasil dari berbagai kegiatan yang telah di kembangkan ini sampai dengan  bulan juni 2015 ini  terjadi peningkatan kepemilikan jamban sehat permanen sebanyak 3.753 unit/5,15%, Jamban sehat semi permanen 321 unit/1,4%  dengan peningkatan akses sanitasi  sebanyak  6.366 KK/ 9,5%  sehingga total kepemilikan jamban sehat warga  sampai dengan Juni 2015 sebanyak  28.782 KK/46,42%, jamban sehat semi permanen 5.524/9,63  sedangkan akses sanitasi masyarakat telah mencapai 67,99% .

Dan untuk percepatan pencapaian target Stop BABs Kabupaten pada tahun anggaran 2015, kabupaten Lombok Utara mengalokasi APBD II melalui  Dinas Kesehatan untuk menunjang program-program  STBM  sebesar Rp.630.898.000: yang diperuntukan untuk kegiatan

Upaya KLU_pic2
  • Pelatihan Wusan
  • Roadshow dan pembentukan tim STBM tingkat puskesmas
  • Pengadaan alat cetak jamban sehat sebanyak 5 paket
  • Rakordes dan Rakorcam Program STBM
  • Survei Kualitas air
  • Pelatihan pemicuan bagi kader dan sanitarian puskesmas
  • Promosi perubahan perilaku  melalui kesenian tradisional (Plung jadi plong dikes kab.lombok utara ditayangkan Masyarakat melalui TV Kabel,  pemutaran film kesehatan, dan berbagai media cetak)
  • Survey cepat PHBS
  • Survey EHRA
  • On the Job Training an Coaching kepada sanitarian  terkait Monevberbasis SMS,  dan Countamination Route & Blocking penyakit (PHAST) .
  • Reward Dusun ODF dan Peningkatan Tangga sanitasi bagi Desa ODF, dll.

Harapannya dengan pengembangan berbagai strategi ini, target Stop BABS  kabupaten lombok Utara tahun 2018 dapat terwujud. <AR>

Penulis:   Hendra Zulfan (Faskab STBM KLU)

Comments