Jakarta (07/08) - Sudah cuci tangankah anda untuk memulai hari yang lebih bersih dan sehat? Males ah…ribet…gak sempet…dan sebagainya, banyak alasan yang sebetulnya bukan menjadi alasan untuk tidak mencuci tangan. Masih banyak orang yang mengabaikan tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun. Kenapa ya? Kebiasaan baik yang sangat sederhana, mudah dan murah ini kadang sering terlupakan atau memang sengaja diabaikan oleh masyarakat.
Budaya yang terjadi di masyarakat cuci tangan pakai sabun kadang hanya diaplikasikan pada saat setelah makan, padahal justru cuci tangan pakai sabun seharusnya dilakukan juga sebelum makan. Mencuci tangan pada saat 5 (lima) waktu kritis akan sangat berdampak luar biasa membantu dalam upaya pencegahan penyakit.
Kampanye cuci tangan pakai sabun yang merupakan pilar ke-2 STBM ini sudah sering dilakukan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Di berbagai pelosok tanah air para praktisi kesehatan dengan gencar melakukan kampanye cuci tangan pakai sabun, dengan sasaran berbagai usia dan kalangan terutama anak-anak. Hari cuci tangan pakai sabun sedunia diperingati setiap tanggal 15 Oktober setiap tahunnya.
Begitu pula di tanah air, peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) selalu diperingati setiap tahunnya. Tahun ini adalah tahun ke-8 Kementerian Kesehatan akan memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) tingkat Nasional. Khususnya Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan sudah terlihat sibuk untuk mempersiapkan acara puncak nanti. Pertemuan pertama persiapan penyelenggaran HCTPS ke-8 ini sudah dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2015 kemarin.
Pertemuan kemarin membahas tentang tema acara yang akan diusung, rundown acara, tempat, waktu pelaksanaan dan sebagainya. Untuk tema HCTPS sendiri secara global adalah raise your hand for hygiene, maka pihak panitia pun akan mengambil tema yang sejalan dengan tema global tadi yaitu “Tangan Bersih, Pangkal Sehat”. Demi terwujudnya acara HCTPS ke-8 yang akan diselenggarakan di Oktober 2015 nanti, dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Maka pihak Direktorat Penyehatan Lingkungan dalam pertemuan tersebut mengundang lintas Program, lintas sektor, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), WHO, Unicef, SNV dan beberapa mitra lainnya yang akan mendukung acara ini.
Pada tahun-tahun sebelumnya HCTPS lebih fokus pada kegiatan di Bulan Oktober yang merupakan bulan sanitasi. Pada tahun ini, diharapkan ada upaya yang lebih signifikan untuk merubah perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) melalui kampanye berkesinambungan sepanjang tahun. Kampanye yang berkesinambungan ini dimungkinkan dengan adanya tahapan kegiatan sepanjang tahun yang meliputi Pemilihan Duta Lingkungan Sehat (LS) STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan Natural Leader STBM, talkshow, roadshow serta acara puncak HCTPS.
Melalui pemilihan duta LS STBM diharapkan bukan hanya pilar 2 yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) saja yang dikampanyekan tetapi pilar-pilar lainnya juga. Duta LS STBM ada dua jenis yaitu berasal dari siswa SD dan dari masyarakat. Persyaratan utama untuk menjadi Duta LS STBM adalah dokter kecil (usia diatas 10 tahun) yang telah melakukan kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan atau pilar STBM lainnya. Sedangkan persyaratan utama bagi Duta LS STBM yang berasal dari masyarakat adalah natural leader yang telah membuat masyarakat di lingkungannya menjadi SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan).
Dengan adanya Duta LS STBM ini, diharapkan dapat memotivasi para sanitarian dan pelaku STBM lainnya khususnya pemerintah kabupaten/kota untuk dapat melaksanakan program STBM. Anak-anak yang menjadi Duta LS STBM pun selain menjadi ‘agen of change’ juga dapat menginspirasi anak-anak lainnya untuk melakukan hal serupa. Dengan adanya pemilihan Duta LS STBM ini juga diharapkan masyarakat luas dapat tergugah dan terinspirasi untuk selalu melakukan CTPS dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimungkinkan karena promosi acara HCTPS ini akan dilakukan dengan beberapa cara seperti acara talkshow di beberapa media televisi, media radio dan media social (internet, website dan facebook). Acara talkshow pun akan dikemas secara menarik dengan menyajikan drama teatrikal tentang pentingnya CTPS dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan demi menjaring ‘audience’ dari berbagai kalangan. (By : AH – KM Sekr. STBM)
Comments