Menjangkau Langsung Dari Sumbernya

monev1Data, dalam setiap perencanaan kegiatan semua institusi membutuhkannya. Bagaimana tidak? Apakah mungkin melakukan tindakan strategis berdasarkan asumsi bukan berdasarkan bukti.  Jika tidak ada data, kita tidak tahu mulai dari mana dan berapa kesenjangan yang akan kita kurangi atau bahkan kita hilangkan.  Keterbatasan data terkait akses sanitasi menjadi tantangan pada perencanaan, tindakan atau kegiatan strategis yang harus dilakukan dan pendanaan yang dibutuhkan.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM, sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mendukung upaya percepatan peningkatan akses sanitasi di Indonesia telah ditetapkan sebagai pendekatan pembangunan sanitasi nasional sejak tahun 2008.  Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM menjadi salah satu Intruksi Presiden no. 3 tahun 2010 yang langsung dipantau UKP 4 (Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan).

monev2Keterbatasan data dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan laporan menjadi tantangan tersendiri.  Kabupaten/Kota menunggu laporan seluruh Puskesmas untuk dilaporkan ke propinsi, begitu juga propinsi menunggu seluruh atau sebagian besar kabupaten/kota melaporkan sebelum dilaporkan ke Pusat.  Oleh karena itulah, untuk memangkas aliran data dan memanfaatkan tehnologi informasi, Direktorat Penyehatan Lingkungan mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi berbasis web dan SMS. Pemanfaatan teknologi informasi saat itu dirasakan menjadi opsi yang tepat dan efektif yang dapat mendorong proses mengalirnya data dari sumber data terdekat yaitu masyarakat di tingkat desa/kelurahan kepada pihak lain yang akan menggunakan informasi tentang STBM di semua tingkatan mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, pusat sampai lintas negara.

Pada Oktober 2011, bertepatan dengan Rakornas STBM yang pertama, diluncurkan sistem monev STBM. Peluncuran diresmikan oleh Ibu Menteri Kesehatan, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH (almarhumah).

Sistem monev STBM berbasis web dan sms gateway merupakan pembelajaran dan pengembangan dari sistem monev yang dikembangkan project TSSM (Total Sanitation anda Sanitation Marketing) di Jawa Timur berkerjasama dengan WSP (Water Sanitation Programme).

Untuk menjalankan sistem ini Kementerian Kesehatan melalui Sekretariat STBM sudah menyiapkan perangkat keras maupun perangkat lunak di tingkat pusat berupa server untuk website dan server untuk SMS gateway.  Implementasi di tingkat pelaksana tidak memerlukan perangkat dengan spesifikasi khusus karena sistem ini dikembangkan secara terpusat dan berbasis website, sehingga yang dibutuhkan hanyalah komputer yang terhubung ke internet.

Pemantauan dan evaluasi STBM sedapat mungkin dapat dilakukan secara mandiri dan partisipatori oleh masyarakat sendiri, dan diharapkan peran aktif dari natural leader yang muncul dan organisasi masyarakat seperti PKK, kelompok dasa wisma, dan lainnya. Namun demikian tetap peran aktif dari petugas Puskesmas/ sanitarian sebagai fasilitator dan katalisator di tingkat kecamatan/desa dalam mengelola data dan informasi hasil Pemantauan kegiatan kesehatan lingkungan ini.

Ketika pemicuan, masyarakat akan diajak menganalisa dusun atau desanya untuk menggambarkan kondisi sanitasinya. Hasilnya disalin ke dalam kertas besar yang dikenal dengan peta sosial untuk memudahkan masyarakat melakukan pemantauan perubahan perilaku dan peningkatan akses sanitasi.

Peta sosial menjadi sumber data bagi sanitarian yang akan mengumpulkan data tersebut untuk selanjutnya ditabulasi kemudian dikirim melalui sms ke website stbm setelah mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas.

monev3Sistem monev STBM disiapkan dengan 2 (dua) cara dalam memasukkan dan memperbaharui data, yaitu : 1. Menggunakan website STBM dan 2. Menggunakan SMS. Keduanya dapat berjalan secara simultan dan saling melengkapi.

Ketersediaan data akses sanitasi secara real time dan akurat dapat digunakan semua pihak pada semua tingkatan sebagai bahan advokasi dan perencanaan yang lebih efektif.

Kedalaman data yang bisa dilihat sampai pada tingkat desa. Klik teks nama wilayah (link) untuk melihat isi data lebih detail berdasarkan wilayah. Detail data yang disampaikan adalah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses ke jamban sehat. Pada bagian atas terdapat panel instruksi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pemilahan/pengkriteriaan informasi, seperti jenis informasi yang akan ditampilkan, kriteria data, kriteria wilayah, dan kriteria tahun.  Visualisasi data dapat dipilih dalam bentuk tabel, grafik atau peta.

Status Data, menunjukkan status dari data yang sudah masuk pada wilayah yang bersangkutan ditandai dengan grafik batang hijau dan biru. Grafik biru menunjukkan persentase data yang sudah masuk dalam database, sedangkan grafik hijau menunjukkan konsistensi atau persentase kualitas data terhadap data yang sudah masuk tersebut.

Pada akhir Oktober 2015, sistem monitoring STBM berbasis web dan SMS ini telah dilaksanakan di 492 kabupaten dan kota tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Sejumlah 68.949 desa/kelurahan (85,9%) telah ter-entry dari sekitar 80,276 desa yang ada di Indonesia. Sistem monitoring STBM memperlihatkan telah ada 25,289 desa/kelurahan yang melaksanakan STBM, dan 4,505 desa/kelurahan telah terverifikasi sebagai desa/kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) atau ODF.  Data yang sudah 85,9% ter entry dapat dimanfaatkan para pihak disemua tingkatan administrasi mulai dari tingkat desa sampai dengan pusat karena diambil dari sumber terdekat yaitu di masyarakat.  Begitu banyak yang dapat dimanfaatkan dari data yang ada, baik untuk perencanaan,  melakukan pemantauan dan evaluasi bahakan sebagai bahan advokasi kepada pimpinan daerah.   Jadi data yang diinput bermanfaat untuk semua. Dari kita oleh kita dan untuk kita. (Yulita S)

Comments